Masih inget kan cerita perihal pre-wedding yang ini? Nah, di bulan Mei kemarin, gua dan si pacar mengeksekusi hadiah bareng si vendor yang mengadakan kuisnya tempo lalu.
Nama vendor fotonya Yongki Artroom, yang digawangi oleh Yongki Ongestu. Saat semua vendor lagi rame dengan foto di luar negeri atau foto sambil nunjuk langit, Yongki ArtRoom tampil beda dengan penawaran yang unik dan berani: prewedding film!
Namun ga lengkap rasanya sebuah film tanpa kostum. Yuris Laboratory yang dikomando oleh Yuris Aryanna menjadi pendukung yang sepadan. Ga hanya gaun malam atau sejenisnya, Yuris Lab juga bisa membuat kostum beraneka rupa. Keren kan?
Uniknya lagi, mereka berdua bukan hanya partner in business, tapi juga pasangan yang sedang menjalin hubungan asmara. Ciee.
Dibantu oleh si pacar, gua mau ngorek-ngorek para pemilik usaha ini. Kayak kenapa sih mereka bikin usaha yang beda dari kebanyakan? Gimana misahin antara hubungan asmara dan profesional? Dua pertanyaan dan hal-hal penting lainnya (ya keleus), bisa disimak di wawancaur kali ini.
Wawancaur adalah proses wawancara yang dilakukan secara awur-awuran. Pertanyaan disusun semena-mena dan boleh dijawab suka-suka. Proses wawancaur dengan Yuris (YA) dan Yongki (YO) benar-benar dilakukan via Whatsapp bareng si pacar (SP). Wawancaur diedit sesuai kebutuhan. Gambar adalah milik pribadi narasumber. Terima kasih.
RS: Hi Yongki dan Yuris! Kita mulai ya wawancaurnya.
YA: Siap!
YO: Oke, Roy.
RS: Kenalin dong ke khalayak ramai (cailah), apa sih Yongki ArtRoom dan Yuris Lab itu?
YA: Yuris Lab itu costume lab yg mempunyai visi dan misi untuk menjadi sebuah wadah untuk menghubung dan mendukung growth talenta-talenta seni, entrepreneur, education, dan pertumbuhan sosial. Sejujurnya costume adalah 1 bagian kecil dari Yuris Lab. Kebetulan skill aku di costume design, jadi itu dulu yang aku kembangkan dan gunakan untuk benefit orang lain.
SP: Yuris kamu keren banget sih. Aku langsung berasa tujuan hidupku cetek setelah baca visi misinya :(
YO: Awas, ntar Yuris-nya terbang nih.
RS: Kalo Yongki ArtRoom gimana?
YO: Yongki ArtRoom adalah perusahaan yang bergerak di bidang fotografi dan cinematografi, awalnya emang hanya bergerak di wedding tapi sejalan waktu punya misi yang agak sok global. Yaitu memberikan pendidikan fotografi gratis kepada semua orang yang pengen belajar. Dan visi Yongki ArtRoom memang untuk mengajak semua yang serius ingin belajar untuk bisa menghasilkan karya yang bagus dan bukan asal-asalan
SP: Wah keren!
YO: Dan program fotografi gratis ini sekarang sudah berjalan, dengan dukungan dari Yuris Lab. Namanya Kelas Delapan.
RS: Yuris Lab ingin bikin komunitas art berkembang sama-sama, Yongki ArtRoom buka kelas fotografi gratis. Why are you guys doing such things? Padahal bisa aja kalo mau profitable abis-abisan.
SP: Pertanyaan berat nih…
YO: Karena kita di datang ke dunia juga gak bawa apa-apa. Cuman bawa akal dan bakat. Dan kalo bisa berbagi ke sesama yg lain mungkin akan mengubah bangsa ini jadi lebih baik. Mungkin terlalu besar mimpinya tapi gak ada salahnya mencoba. Kalo gak bisa mengubah bangsa setidaknya membuat kehidupan sesorang menjadi lebih baik.
YA: Profit bagi aku mungkin melihat perkembangan secara luas. Kalo uang itu hanya sebuah alat yang make it possible untuk membeli beberapa barang yang support misi-ku. Tapi uang bukan segalanya.
YO: Dan uang bukan segalanya. Karena dengan berbagi itu dapat sebuah kebahagiaan yang gak bisa dibeli dengan uang.
SP: Jawabannya kompak banget ih. Ayo flip flop dulu!
YA: Karena kalo lagi mikir moment bahagia dalam hidup, hampir tidak ada yang menyangkut uang, kan?
RS: Suka dukanya ngerintis usaha kalian apa aja nih?
YA: Awalnya sulit karena saat aku datang ke Jakarta tahun 2011, aku ga kenal siapa-siapa, ga tau apa-apa. Jadi kayak anak terdampar gitu. Nyari karyawan (tailor) gonta-ganti banyak banget tahun pertama. Terus awal juga jahit sendiri. Dibayar 100ribu buat bikin sampe jadi. Dapet team tailor yang sekarang juga awalnya mereka penjahit konveksi. Jadi harus dilatih dan diajar. Setelah 2 tahun mereka sekarang team yang solid. Trus promosi juga awalnya sulit. Orang-orang yang dateng bawa foto baju designer ternama mau bikin sama persis tapi maunya bayar murah.
RS: Kalo sukanya?
YA: Menikmati perjalanannya. Ketemu orang-orang awesome. Watch people grow.
SP: Yongki, gimana Yongki?
YO: Yongki ArtRoom mulai September 2011 dengan harga yang sangat murah. Tapi prinsipnya tetap jaga kualitas jadinya hampir gak ada untung karena dapatnya pas-pasan dengan modal produksi yang cukup tinggi. Itu pun masih ditawar kayak Mangga Dua. Setahun pertama sangat kesulitan karena belum ketemu tim yang solid. Mulai 2013 harga diubah karena pengen punya tim yang dapat menghidupi keluarganya dengan gaji yang agak lumayan. Mau gak mau harga harus naik, walaupun konsekuensinya jumlah customer berkurang.
YA: Wah, Roy parah. Bikin kita curhat.
YO: Dan sekitar tahun 2013, ketemu dengan Yuris Lab. Dengan melihat kemampuan Yuris Lab yang unik, muncul ide untuk bikin prewedding film. Tapi kendalanya adalah prewedding film ini barang baru di Indonesia. Sangat susah untuk menawarkan sesuatu yang baru waktu itu. Puji Tuhan sekarang udah mulai bergerak di pasar yang agak berbeda. Dan dari segi harga juga udah bisa memberikan yang layak buat tim yang kerja. Karena tim adalah keluarga.
RS: Menurut kalian, apa sih yg penting saat mendirikan sebuah bisnis?
YA: Integritas
YO: Integritas
SP: Wah ayo flip flop lagi!
YA: Yongki ikut-ikutan nih kayaknya.
RS: Jabarin lagi dong, kenapa yang penting itu integritas?
YA: Integritas dalam arti, yang kita berikan kepada orang yang membayar kita, sesuai dengan kualitas yang terbaik yang kita mampu. Selain itu, kita mampu bayar orang yang bekerja untuk kita dengan layak.
YO: Integritas memberikan hasil yang terbaik kepada customer, gak pandang bulu dalam arti gak membedakan mana yang bayar lebih besar atau mana yang lebih baik, secara profesional. Dan integritas untuk memberikan upah yang layak kepada orang yang kerja untuk kita.
RS: Kenapa sih mesti beda? Kenapa mesti berkonsep? Kenapa ga motoin orang naik sepeda sambil nunjuk langit?
YO: Karena kami mampu melakukan yang lebih dari tunjuk langit, kenapa harus tetep tunjuk langit? Dan di sisi lain, kami juga bisa explore kemampuan kami di bidang masing-masing. Dan juga bisa melatih generasi penerus untuk melakukan yang terbaik sesuai kemampuan, bukan berdasar angka uang.
YA: Kalo aku pribadi lebih ke arah keras kepala kali ya. Orang bilang gaun-gaun dan gaya tunjuk langit kan laku. Tapi aku prefer ngerjain sesuatu yang aku suka. Karena kalo aku kerjain sesuatu yang aku suka, aku bisa hasilkan lebih. Kebetulan yang aku suka mungkin gak lazim aja.
YO: Berarti gue gak lazim dong?
RS: Mukanya Yongki mungkin asimetris.
YA: Aku juga seseorang yang suka berimajinasi dari kecil. Aku do costume karena I want to have my own story written and filmed. Dan menurut aku banyak kok orang yang masih suka berimajinasi, jadi someone will love what I do. Dan aku rasa kita kadang terlalu “grown up” dan take things too seriously sih. Kayak wedding harus gini gitu. Kenapa gak something that your inner child pengen?
RS: Nah kalian kan terlibat hubungan asmara nih. Gimana manage antara love relationship dengan business partnership?
YO: Waaah. Ini harus Yuris yang jawab.
YA: KENAPA?
YO: Gue sering kena marah.
YA: …
YO: Jadi curhat.
YA: GAK USAH CURHAT GITU.
YO: Gak sih… sebenarnya ya bisnis itu bisnis tapi kalo relationship ya pribadi. Jadi gak pernah dicampur adukan ke bisnis.
YA: Memang pasti ada pertikaian from time to time tapi karena prioritas kita adalah hubungan maka segimana kita debat tentang bisnis, mau bawa perasaan atau gak, kita commit untuk selesaikan.
YO: Iya, relationship di atas semuanya.
YA: Sejelek-jeleknya, kalo sampe kita berantem parah yang parah banget, kita akan milih untuk gak berbisnis bareng daripada korbanin relationship. Bisnis kita ada karena ada hubungan kita. Gak lucu kalo terbalik.
RS: Bisa dibilang kalian ini hidup dari passion. Ada yg bilang “jangan kejar passion, karena at the end of the day, bukan passion yang pays the bills”. Menurut kalian itu gimana?
YA: Siapa yang bilang itu?
YO: Siapa orangnya?
YA: Menurut aku, kalo kita mampu hidup dari mengerjakan something yang kita passionate about itu sebuah blessing. Gak semua orang punya kesempatan itu, makanya aku bikin Yuris Lab sebagai wadah. Tapi kalo kita mengerjakan yang kita passionate about, kita akan lebih willing untuk kerja keras.
YO: Sebenarnya dikerjakan bukan hanya dengan passion aja, tapi juga niat. Gue pertama ngerjain Yongki ArtRoom dengan passion doang tapi belom ada niat yang baik, jalannya gak mulus kok. Mungkin lebih benar passion dan niat yang baik baru bisa dapat hasil yang baik.
YA: Menurut aku, passion itu bukan hal mati yang kita cari dalam diri. Passion itu timbul dari menjalankan hal yang kita tekunin. Bukan sebaliknya.
RS: Pertanyaan terakhir.
YO: 10 lagi dong.
SP: …
RS: Ada pesan-pesan buat mereka yang mungkin sedang mempersiapkan usaha dari interest mereka?
YA: Jangan bergantung cuma sama interest yang sesaat, terus kalo ketemu halangan langsung nyerah. Be really good to people karena dalam bisnis kadang yang lebih penting daripada customer adalah support team.
YO: Keep going dan jangan pernah menyerah. Karena gak ada yang mudah dan instan di dunia ini. Semua butuh usaha dan perjuangan. Selama yang dikerjakan benar dan gak merugikan orang lain, ya harus tetap dijalankan. Apalagi yang dilakukan bisa untuk support orang lain, itu akan jauh lebih baik.
YA: Terakhir, jangan compare yourself to others. Just walk your own path.
