Setelah dicanangkan (cailah, dikira bangun jembatan kali yak) pada tanggal 7 Desember 2012, ketiga penulis Trave(love)ing 2 pun mulai menulis bagiannya masing-masing. Tirta akan bercerita pengalamannya traveling ke sebuah danau yang luar biasa syahdu, Eliysha berbagi keseruannya membelah negara dengan jalan darat, serta Diar akan mengajak kita untuk menelusuri benua impiannya.
Belasan kota, 5 negara, dan 3 benua akan disajikan oleh 3 pencerita dalam 1 buku. Seru!
Ketiganya traveling dengan metode yang berbeda, kendaraan yang berbeda, dan kegalauan yang juga berbeda. Kesamaan dari ketiga pelancong ini adalah… ada deh. Behehehek. Sebetulnya ada sedikit bocoran plot Trave(love)ing 2 di halaman paling akhir dari buku Trave(love)ing jilid pertama (sebelum profil penulis). Yang udah punya, ayo coba dicek lagi. Yang belom, bisa beli Trave(love)ing 1 di sini lho.
Lewat postingan kali ini, gua juga mau kasih bocoran destinasi traveling Tirta, Eliysha, dan Diar yang bakal mereka ceritain di Trave(love)ing 2. Cekidot!
Coba tebak foto-foto tadi di kota mana hayo?
Anyhoo,
Agar menghasilkan cerita yang apik, kami berempat berkomunikasi secara intens selama proses penulisan berlangsung. Komunikasi yang baik itu membuahkan revisi yang banyak banget. Draft yang paling terakhir aja udah sampe draft nomor sebelas!
Setiap kali masing-masing penulis mengirimkan draft, gua dan mereka akan langsung berdiskusi dan biasanya berujung pada revisi. Ketika kami merasa udah nyaman dengan perubahan-perubahan yang dibuat, semua tulisan gua gabung dan kemas menjadi format yang enak dibaca. Lalu draft gabungan tersebut dikirim ke beberapa orang untuk mendapatkan masukan. Para pembaca awal ini disebut sebagai draft reader.
Draft reader itu memegang peranan yang sangat penting. Seperti yang pernah gua bilang di postingan ini, menulis sebetulnya kegiatan tulis-baca-tulis-baca yang terus berulang. Pasti ada satu titik di mana penulis siwer dan butek karena keseringan baca tulisan yang sama berulang-ulang kali. Mata dan otak para draft reader yang masih jernih diharapkan bisa memberi persepsi lain dari draft tersebut.
Kami berempat menyiapkan sejumlah draft reader untuk minimal 3 kali putaran. Putaran pertama dikirim ke Dendi, Mia, dan Grahita –para penulis Trave(love)ing 1– untuk menjaga semangat dan pesan besar buku ini agar tetap sejalan dengan yang pertama.
Setelah mendapat input dari draft reader putaran pertama ini, kami memperbaiki sesuai masukan-masukan yang kami anggap pas. Ga semua masukan dari draft reader kami iyain. Mana-mana yang cocok aja yang kami aplikasikan ke dalam tulisan. Jika kami udah cukup nyaman dengan perbaikannya, maka saatnya putaran kedua.
Draft reader putaran kedua terdiri dari penulis jilid pertama plus pembaca buku jilid pertama. Selain untuk menjaga semangat, juga mempertegas apa yang beda dan apa yang baik menurut mereka yang seharusnya dipertahankan dari buku pertama.
Proses kembali berulang ke revisi dan berlanjut ke putaran ketiga. Penulis jilid pertama, pembaca jilid pertama, plus teman-teman pilihan lainnya menjadi draft reader putaran ini. Jika masih diperlukan putaran keempat-lima-dst., bisa menggunakan orang-orang di putaran ketiga dengan menambah 1-2 orang setiap putarannya.
Untuk Trave(love)ing 2, proses draft reader ini berhenti di putaran ketiga. Saran dan kritik yang kami dapat selama 3 putaran ini beragam, mulai dari yang teknis (seperti lay out, kualitas foto, atau typo), sampai ke yang terkait plot (logika cerita, tempo menulis, atau karakter tokoh). Semuanya sangat berguna biar Trave(love)ing 2 makin kece.
Setelah melewati semua putaran draft reader itu, awal Februari lalu gua kirim draft finalnya ke Gradien Mediatama selaku penerbit Trave(love)ing jilid pertama. Setelah sebulan penuh penantian, akhirnya gua mendapat kabar dari Gradien tentang nasib Trave(love)ing 2.
.
..
…
TRAVE(LOVE)ING 2 DITERIMA!
AHEY! AHEY! AHEEEY! BAHAHAHAHAtapi…
…ada beberapa catatan penting dari Gradien terkait Trave(love)ing 2. Ini artinya masih ada proses revisi dan draft reader lagi. Karena gua percaya bahwa sebuah novel yang baik ga akan selesai sekali jadi.
Mohon bantuan doa teman-teman semua ya agar ke depannya lancar terus dan bisa hadir di rak buku kalian dalam waktu yang ga terlalu lama. Doakan ketiga penulis Trave(love)ing 2 kuat iman dan sehat selalu. Amin.
Nah, sambil nunggu ketiga penulis merevisi bagiannya dan untuk menggelitik rasa penasaran, gua share komentar penulis Trave(love)ing jilid pertama setelah ngebaca draft Trave(love)ing 2. Here they are:
“Ada banyak alasan seseorang melakukan perjalanan. Ada yang hanya ingin bersenang-senang, ada yang ingin melupakan atau ada juga untuk mencari jawaban. Tirta, Diar dan Eliysha melakukan perjalanan untuk alasan yang terakhir itu; mencari sebuah jawaban. Membaca kisah mereka membuat kita ikut melangkah bersama kaki mereka menyusuri berbagai tempat-tempat wisata impian dan pulang membawa oleh-oleh sebuah kisah manis yang bisa kita petik hikmahnya.”
- Dendi Riandi, pemburu kuil fajar
“Eliysha dengan gaya menulis yang segar, Diar yang cewek banget, Tirta yang mampu membuat tersenyum geli. Mereka bertiga bercerita tentang perjalanan mencari jawaban. Jawaban atas pilihan yang menjadi kegundahan hati. Suka dengan Trave(love)ing pertama? Maka tak ada alasan untuk tak suka dengan Trave(love)ing jilid dua.”
- Grahita Primasari, Mrs. Kopi
Di Trave(love)ing 2 ini kisah cinta disuguhkan di tengah traveling ke H***i, H*******y, C*****o, W********n, P**********a, N******k, R**a, V****e, L*****e, bahkan sampai P***s! Cerita perjalanannya bikin iri setengah mati, dan cerita cintanya mengaduk-aduk hati.
- Mia Haryono, tukang lempar koper
—
Yang gua kasih asteriks itu kota-kota destinasi Trave(love)ing 2. Jadi gua simpen dulu ya, biar misterius. Dan seperti halnya pertemuan, gua berharap postingan ngintip Trave(love)ing 2 ini juga bisa bikin kalian bertanya-tanya dan penasaran.
So, wish us luck ya! ;)
