Selain emang niat berlibur, gua beberapa kali melakukan traveling kilat dalam rangka perjalanan dinas.
Itu semua gara-gara pekerjaan di unit baru yang gua emban sejak pertengahan 2013 lalu. Di pekerjaan yang baru ini, terkadang gua harus melakukan perjalanan dinas dalam 1-2 hari doang. Seperti yang gua alami pada awal bulan Januari 2014 ini. Di tanggal 8 Januari kemarin, gua diminta kantor untuk ke Medan, Sumatera Utara.
Kalo lagi dinas keluar kota, kerjaan gua biasanya ga jauh-jauh dari meeting. Nerangin ini itu, sambil sesekali ngebayangin enaknya makan apa abis ini.
Biasanya, gua akan milih penerbangan pagi, set jadwal meeting setelah makan siang, lalu sorenya jalan-jalan keliling kota sebelum pulang besok paginya. So little time too much to do.
Selain lebih banyak waktu luang, gua lebih nyaman untuk meeting ga lama setelah mendarat. Badan yang masih segar dan wangi bikin level percaya diri gua masih terjaga di titik puncak. Dengan produksi keringat gua yang di atas rata-rata, rasa-rasanya ga enak aja gitu mimpin rapat kalo udah sore. Bisa-bisa gua disangka abis narik becak… pake tambang sama gigi.
Begitu juga dengan rencana gua ke Medan kemarin. Gua beli tiket penerbangan paling pagi, ngobrol dengan tim Medan untuk set meeting di siang hari, lalu nandain tempat makan mana yang paling enak se-Medan. Pokoknya jadwal selama perjalanan dinas gua ke Medan udah terencana dengan rapih.
Tapi manusia boleh berencana, orang Medan juga yang menentukan.
Sesaat setelah gua menghidupkan handphone di bandara Kuala Namu, sebuah SMS masuk dan mengatakan bahwa mereka ga bisa meeting siang ini karena ada urusan mendadak. Alhasil, jadwal meeting pun digeser ke sore hari. Gua yang udah terlanjur mendarat jam setengah 10 pagi pun mati gaya. Ini gua mau ngapain sampe sore? Bangun candi?
Tapi gua ga abis akal. Meski jadwal gua digocek orang Medan, gua mesti bisa sliding tackle balik. Keluar dari bandara Kuala Namu, gua buru-buru menuju stasiun untuk naik kereta menuju Medan. Setelah 45 menit perjalanan, sampailah gua di ibukota Sumatera Utara tersebut, manggil taksi, dan langsung menuju hotel yang udah dipesan sebelumnya.
Karena jadwal meetingnya sore, gua memutuskan untuk muter-muter cari makanan dulu siang harinya. Setelah ganti baju, gua langsung manggil becak motor. Awalnya becak motor itu ga nengok. Panggilan kedua gua juga gagal membuat dia menoleh. Untung ada batu.
Setelah kena sambit, gua duduk di samping pak supir yang mengendali becak motor supaya baik jalannya. Tujuan makan siang gua hari itu awalnya cuma satu, yaitu Soto Medan Sinar Pagi. Tapi gara-gara belum puas dan cacing dalam perut berunjuk rasa, gua melanjutkan perjalanan makan siang ke Kwetiau Ateng, ga jauh dari situ.
Sialnya, matahari lagi terik banget. Keringat yang mengucur dengan jaya, bercampur dengan bau asap makanan yang menempel di badan. Padahal ga lama lagi, ada meeting yang harus gua pimpin. Ini jelas bukan kombinasi yang bagus. Gua harus mandi sebelum menuju kantor cabang Medan. Ga enak aja rasanya mimpin rapat dengan badan berkeringat. Bisa-bisa peserta rapatnya malah nawarin gua tambang sama becak.
“Om, tarik, Om!”
Sesampainya di hotel, gua buru-buru membongkar tas dan mencari satu barang yang bisa menyelamatkan di saat gua berkeringat. Sebuah odor yang gua beli di Guardian ga jauh dari kantor gua. Sebuah sabun yang udah gua pake beberapa hari terakhir ini. Namanya Original Source, variant Mint & Tea Tree.
Sabun ini unik. Dari scent-nya aja udah bisa bikin kita seger. Wangi mint-nya kayak fastest lap-nya Mika Hakinen. Kenceng banget. Tiap kali mandi, hidung kita kayak disumpel mentol 2 biji. Aromanya bener-bener intens.
Menurut gua, Original Source Mint & Tea Tree paling pas kalo dipake buat mandi pagi. Niscaya bisa bikin mata yang sayup-sayup, langsung ajojing cuma gara-gara nyium wanginya. Aroma Mint & Tea Tree di hidung kayak teriakan Rod Stewart ke telinga kita pagi-pagi. Shocking, but refreshing.
This is the scent that can wake you up.
Siang itu, biar lebih nampol segernya, gua memilih untuk mandi pake air dingin. Segarnya daun mint semakin terasa greget ke kulit karena ditambah dengan guyuran air pancuran yang dingin. Sensasinya dingin-dingin menggelitik. Sensasi yang brrr banget!
Combo air dingin dan daun mint bikin gua kayak nyebur ke kolam renang yang ditaburin es batu dengan banyak pohon rindang di kanan kiri. Bawaannya pengen berendem lama-lama dan nikmatin suasananya. Setelah berpanas-panasan dengan matahari Medan, mandi model begini mau ga mau bikin gua berteriak lega di setiap cipratan airnya. Ibarat kata, ini kayak abis main bola 4 jam terus disuguhin es teh manis sama Pevita Pearce. Fresh abis!
Selain Mint & Tea Tree, masih banyak variant Original Source lain. Uniknya, semua variant Original Source rada nyeleneh, tapi tempting banget buat dicobain. Sesuai namanya, variant-nya ga jauh-jauh dari sumber-sumber asli dan alami. Kayak Lemon & Tea Tree, Vanilla & Raspberry, atau yang khusus buat cowok, kayak Mint & Walnut dan Cranberry & Honey. Now Mandi Madu song from Elvi Sukaeshi sounds applicable, doesn’t it?
Sejak pake Original Source, setiap kali mandi gua jadi punya keseruan tersendiri. Karena beda dengan sabun yang sebelumnya, Original Source bukan hanya menawarkan kebersihan, tapi juga, pengalaman. Because showering with Original Source is an intense way to start my day.
Menit berikutnya, gua udah handukan, keluar kamar mandi, pake kemeja kantor, dan bersiap menuju kantor cabang Medan. Tanpa lupa memakai celana tentunya.
Level pede gua kembali ke titik puncak. Bau-bau asap soto dan kwetiau udah tergantikan dengan aroma mint yang bikin gua nyaman dan makin percaya diri. Sepatu gua pasang dan tas kerja gua gotong. Setelah memastikan ga ada barang yang tertinggal, gua mengangkat kartu akses hotel dari electric pod-nya dan menutup pintu rapat-rapat.
Now my day has just started.
