Pagi itu gua memasuki kawasan Universal Studio Singapore dengan satu pertanyaan ini di kepala: “kenapa ya gua ga bosen ke sini?”
The Happy Faces
Setelah naik MRT North East line ke arah Harbourfront dan naik Sentosa line seharga SGD 4, akhirnya gua, pacar, dan adiknya sampai juga di Resort World Sentosa Singapore. Gua sampai di sana beberapa menit sebelum jam buka, namun puluhan orang udah berjejalan di depan bola dunia Universal yang masyur itu. Pada ngapain? Ya pada foto lah ya. Masa mau ikut kelas menggambar Pak Tino Sidin?
Ini adalah kali kedua gua berkunjung ke Universal Studio Singapore (USS). Pertama kali gua ke sini itu akhir tahun 2010, ketika USS baru buka beberapa bulan. Meski ini udah yang kedua kali, namun excitement-nya masih sama kayak waktu pertama kali gua ke sini. Perasaan ga sabar pengen main dan seseruan udah menggelinjang sejak bangun tidur tadi pagi. Begitu jam menunjukkan tepat pukul 10, penantian gua pun usai. Pintu dibuka dan kita bertiga langsung bergegas masuk.
Setelah melewati area Hollywood, gua langsung belok kanan, masuk zona New York untuk nyobain wahana yang katanya ga ada di Universal Studio lain: Sesame Street Spaghetti Space Chase. Atraksi ini belum ada waktu pertama kali gua ke sini, makanya gua penasaran mau nyobain.
Sesame Street Spaghetti Space Chase ini mirip-mirip sama Istana Boneka di Dunia Fantasi Jakarta. Bedanya, kalo di Istana Boneka kita naik perahu, maka di Sesama Street Spaghetti Space Chase kita naik kapal luar angkasa. Bedanya lagi, selama permainan kita punya misi menyelamatkan Elmo yang diculik alien. Jadi kita ga cuma sekadar lewat dan liat-liat aja, tapi ada jalan cerita yang bisa disimak. Serunya lagi, track kapal luar angkasanya ini dibuat ga keliatan dan kita kayak bener-bener ngambang di antariksa. Asoy.
Kelar main di wahana keluarga ini, kita bertiga langsung menuju zona Sci-fi City untuk main atraksi yang katanya paling seru se-USS: Transformers The Ride; wahana hyper-realistic 3D, sebuah combo roller coaster dengan animasi 3D.
Ditilik dari antrian yang lumayan panjang, kayaknya sih wahana ini emang keren banget. Namun asiknya, nunggu di barisan jadi ga ngebosenin karena, lagi-lagi, ada cerita yang bisa kita tonton sepanjang mengantri. Di wahana ini, ceritanya kita adalah sukarelawan yang ditugaskan untuk menyelamatkan Allspark yang mau dicuri dari NEST Headquater.
Konsepnya keren banget ga sih? Maksud gua, kita ga hanya diminta untuk duduk dan nonton para Transformers beraksi. Tapi kita jadi bagian dari pertarungan sengit antara Autobots dan Decepticons. We are part of the attraction.
Reaksi gua setelah naik Transformers? Sumpah, pengen naik terus! Keren abis! Kalo aja antriannya pendek, bisa-bisa waktu satu hari gua abisin main di sini. Efek 3D dan mobil yang bergerak dengan kecepatan tinggi bikin kita bener-bener kayak lagi ada di dalam film. Bagian favorit gua adalah saat mobil kita dilempar ke langit lalu tersedot oleh salah satu anggota Decepticons. It makes me hate gravity so bad!
Keluar dari Transformers, gua dan pacar masih asik ngebahas gimana serunya wahana tadi. Bener-bener wahana yang ngasih pengalaman beda dan harus banget dicobain. Ga bakal nyesel meski harus ngantri panjang.
Percaya deh.
Transformers The Ride – Optimus Prime battles Megatron
Salah satu hal yang bikin gua kepengan banget balik lagi ke USS adalah wahana yang gua datengin berikutnya: Revenge of The Mummy.
Kenapa gua pengen main ini lagi? Itu karena… saat pertama kali naik Revenge of The Mummy, gua merem. Serem cuy. Tapi gara-gara penasaran, gua jadi balik dan kali ini gua berikrar, di sepanjang permainan, gua akan buka mata. Mata kaki.
Ketakutan gua bukan isapan jempol. Antrian yang pendek jadi tanda betapa intensnya wahana ini. Revenge of The Mummy adalah roller coaster berkecepatan sangat tinggi dengan tikungan tajam, putaran balik, dan track mundur. Masih belum terasa intens? Gimana kalo gua bilang bahwa semua keseruan tadi terjadi di dalam kegelapan? Iya, cuy, gelap-gelapan!
Di roller coaster biasa, kita bisa tau apa yang ada di hadapan kita dan gimana mengantipasinya. Nah ini gelap-gelapan! Kita kan jadi ga tau di depan bakal ada apaan. Apa akan belok kiri, kanan, muter balik, atau malah turunan yang menukik? Ga keliatan apa-apa! Yang jelas, kita cuma bisa teriak! Aaak!
Ancient Egypt – Revenge of The Mummy
Total ada 24 wahana dan atraksi di 7 tema zona, yang 18 di antaranya merupakan atraksi baru yang khusus dirancang untuk Singapura. Namun selain wahana permainan yang gokil dan seru abis, menurut gua, yang menarik dari USS itu adanya talent-talent yang memang disiapkan untuk berfoto bareng pengunjung. Yang paling rame dan lagi happening di Path orang se-Indonesia tentu aja foto bareng Minions; monster kuning imut dari film Despicable Me.
Dan sebagai penganut mainstream abis dan anggota kaum kelas menengah ngehe yang teladan, tentu aja gua ga mau ketinggalan.
Three cute Minions!
Selain Minions, kita beberapa kali foto dengan karakter film lain. Ada Po-nya Kung Fu Panda, Bumble Bee, Betty Boop, Frankenstein, Woody Woodpecker, Scorpion King, dan masih banyak lagi.
Yang gua salut, para talent ini bukan hanya memakai kostum untuk berfoto bareng pengunjung. Tapi mereka berakting biar menjadi karakter itu sesungguhnya. Frankenstein bener-bener jadi monster yang jalannya pelan, berat, dan berwajah menyedihkan. Bukan orang berpakaian monster yang ketika sesi foto selesai, mencopot kostumnya dan dadah-dadah sama anak kecil. He wants us to believe that he is THE Frankenstein.
Dengan konsep yang kayak gitu, ditambah latar venue yang mirip dan back sound yang setema dengan zonanya, karakter-karakter yang tersebar di seluruh penjuru USS membuat kita kayak lagi terjebak di tengah-tengah film. It was like we are in a movie.
Kumpulan karakter yang tersebar tadi akhirnya berkumpul saat Hollywood Dreams Parade digelar. Tujuh tema area dan lebih 100 talent tumpah ruah di sepanjang jalanan Universal Studio Singapore. Parade yang berlangsung tepat jam 5 sore dan berlangsung kurang lebih 30 menit ini megah dan foto-able banget. Sayang untuk dilewatkan.
Hollywood Dreams Parade – Lost World
Langit mulai gelap dan kaki udah pegel. Gua akhirnya memutuskan untuk pulang dan keluar dari USS dengan sebuah jawaban atas pertanyaan yang gua bawa saat masuk ke sini pagi tadi. Tentang kenapa gua ga akan pernah bosen ke Universal Studio Singapore.
Itu karena main di Universal Studio Singapore ibarat nonton film favorit. Mungkin kita udah tau di menit ke berapa jagoannya akan ditabrak sama mobil, adegan mana si cewek bakal ninggalin cowoknya, atau dialog apa yang diomongin sama penjahatnya. Tapi meski udah nonton berkali-kali, kita ga akan pernah bosen. Karena ini film favorit kita. Dan itu yang gue rasain saat main di Universal Studio Singapore.
Because at Universal Studio Singapore, we do not only watch our favorite movies. We are riding the movies.
Bosen? No way.
